Kamis, 02 Desember 2010

Dua Pohon



Buku yang belakang judulnya Membuka Aib Saudara, kumpulan kisah teladan dari kitab Irsyadul ‘Ibad dan Durratun Nashihin. Buku yang depan sudah jelas ya ;)

Dari buku yang di depan, sekilas bayangannya kisah romansa mungkin,he3. Sudah jelas lah, Sayyidina Ali dan Sayyidah Fatimah…. ;D Tapi lebih jauh dari itu, dari keseluruhan kisah keluarga beliau ada satu hal yang baru saya sadari, yaitu tentang kedermawanan. Kalau keluarga beliau kaya raya mungkin ‘kurang begitu istimewa’ ya, tetapi pada kenyataannya keluarga beliau adalah keluarga yang sangat-sangat sederhana.

Inilah sepenggal kisahnya yang cukup menyentuh saya:
Pada suatu hari Fatimah jatuh sakit. Selama itu Ali senantiasa merawat beliau dan tak segan menggantikan tugas beliau sebagai istri. Pun Ali masih dengan tulus bertanya, adakah yang sedang diinginkan Fatimah, dengan harapan istrinya tersebut akan segera sembuh. Sejenak kemudian Fatimah menjawab bahwa ia menginginkan buah delima. Segeralah Ali berangkat ke pasar dan membeli sebuah delima. Sebuah? Ya, karena memang uang beliau hanya cukup untuk membeli sebuah delima saja :’( Dalam perjalanan pulang beliau melihat seseorang yang meringkuk di sudut jalan. Setelah percakapan singkat, tahulah beliau bahwa orang tersebut begitu miskinnya hingga sudah dua hari tidak makan. Kemudian beliau membelah delimanya menjadi dua bagian dan berkata: “Tabahkanlah hatimu. Percayalah bahwa Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang baik. Bertasbihlah kepada Allah, dan ambillah buah ini, semoga dapat meringankan penderitaanmu.”

*coba kita, punya banyak makanan pun masih suka memilih ‘pura-pura’ tidak tahu dengan sekitar kita yang masih kelaparan :(*

Ali sampai di rumah, dan menyerahkan delima yang hanya separuh itu kepada istri tercintanya. Kisah delima yang tinggal separuh itu justru membuat fatimah lega dan alhamdulillah merasa semakin membaik. Di tengah kegembiraan tersebut, sahabat Salman al Farisi bertamu sambil membawa sesuatu yang ditutup kain. Setelah mengucap salam, Salman menjelaskan bahwa yang dibawanya adalah sembilan buah delima “dari Allah, untuk rasul-Nya, dan seterusnya untuk anda.” Mendengar jawaban tersebut Ali kemudian berkata: “Tidak mungkin buah itu dari Allah. Kalau benar dari Allah, maka jumlahnya adalah sepuluh. Sebab, Allah telah berfirman “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya…”. (QS Al An’aam:160). Lalu Salman pun tersipu sambil mengeluarkan sebuah delima lagi dari lengan bajunya: “Tak terlintas dalam pikiranku untuk mengambil buah delima itu bagi diriku. Sebenarnya, aku bermaksud mengujimu, karena begitu seringnya aku mendengar Rasulullah memuji keluasan ilmu dan kecerdasanmu”.

*Subhanallah, dua hal yang saya petik dari sini; bahwa kedermawanan Ali yang begitu besar tampak dari hati beliau yang mudah tersentuh dan bersegera untuk membantu, serta kecerdasan beliau dalam memaknai ayat-ayat-Nya sehingga begitu lekas mengaitkan keadaannya dengan salah satu janji-Nya. Dan beliau percaya, sangat percaya*

Masih banyak sebenarnya kisah hikmah dari perjalanan Ahlul Bait ini, tidak akan cukup diuraikan kecuali saya akan membuat anda sekalian bosan :D Sampai di sini pun, mungkin anda sudah banyak bertanya apa kaitan semua ini dengan buku yang satunya?apa pula kaitannya dengan judulnya?? Yupi, beginilah…dari buku belakang itu saya menemukan sebuah hadis indah:
“Kedermawanan adalah pohon di dalam surga, sedang dahannya menjulur ke dunia, barangsiapa berpegang pada dahannya, dia akan dituntun oleh dahan itu menuju ke surga. Dan bakhil adalah pohon di dalam neraka, dan dahannya menjulur ke dunia, barangsiapa berpegang pada dahannya, dia akan terseret oleh dahan itu ke dalam neraka” (HR Bukhari dan Baihaqi)

Ya, ada dua pohon langit yang dahannya menjulur ke dunia. Pohon ahli surga membawa pesan kedermawanan, dan pohon ahli neraka menghantarkan pesan kebakhilan. Seiring gerakan Satu Milyar Pohon (dunia), bisa kan kita memilih pohon (langit) yang tepat untuk kita tanam pula?! ^_^

5 komentar:

  1. wah, mantab bgt tuch ulasannya Bu!
    jadi pengen tau jelas ttg bukunya :D

    BalasHapus
  2. Heheh, alhamdulillah kalo jelas :)
    Buku yang mana kang? kan ada dua bukunya ;p
    *kayaknya yang depan yak ;D*

    BalasHapus
  3. pengen dua-duanya aja bu!
    dikirimin donk :D hehehe....

    BalasHapus
  4. aslmkm. itu pengarangnya balada cinta suci sapa ya? nice post ukh..

    BalasHapus
  5. @Yoga: Wa'alaikumsalam Warahmatullah.
    Pengarangnya Badiatur Raziqin kalo gak salah akh,
    jazakallah, semoga bermanfaat :)

    BalasHapus

Powered By Blogger