Senin, 15 November 2010

AKU

in order to regard my 23th birthday, on November 6th;
something to describe me, by words :)



HARI TAK TERLUPA ITU
Hari ini aku berulang tahun. Aku sudah bukan tujuh belas
lagi. Usia tujuh belas seperti dalam lagu yang dinyanyikan Janis Ian, yaitu
usia ketika seseorang belajar mengetahui kebenaran. Tapi ada hal penting yang
tidak ia sebutkan, yaitu bahwa seseorang akan terus belajar mengetahui
kebenaran setelah meninggalkan usia tujuh belas, dan aku ingin terus mengetahui
kebenaran hingga hari aku meninggal kelak.
(Josephine Alibrandi, Looking for Alibrandi)
*Tepatnya 17+5 sih ;D
Tapi pernyataan selanjutnya tepat, tepat sekali :)*


JALAN PIKIRAN

Aku memang selalu seperti itu. Membuat keputusan adalah suatu hal menyakitkan bagiku, bagian yang paling membuatku menderita. Tapi begitu keputusan diambil, aku tinggal menjalaninya--biasanya dengan perasaan lega karena pilihan sudah dibuat.
(Bella Swan, Twilight)
*Reaksi pertama ketika membaca kalimat itu::lol:: Kok bisa plek dengan saya ya, he3. Memutuskan bagi saya kadarnya lebih berat, ada pertimbangan terhadap beragam hal yang baru sebatas 'mungkin' di dalamnya. Tetapi ketika saya telah memutuskan dan jika sewaktu menjalaninya ada yang di luar perkiraan, biasanya saya cenderung tetap mudah tersenyum. Sudah terjadi kan, sudah berusaha diantisipasi kan, ya hadapi saja, realitanya begitu kok ;D *

SAAT TERLUKA
Kau tidak akan mati. Kau hanya merasa..sangat marah,
kemudian setelah marahmu tuntas, akan muncul rasa sedih. Kemudian, hal yang
paling membahagiakan adalah suatu saat nanti, kau teringat pada sesuatu yang
dia katakan atau lakukan, dan kau akan tertawa, tidak lagi menangis.
(Jacob Coote, Looking for Alibrandi)
*Saya suka juga dengan penceritaan ini. Proses yang disebutkan rasanya alami, dan bukan sekali dua saya pun mengalaminya. Yang saya syukuri adalah, waktu yang dibutuhkan hingga saya mampu tersenyum rasanya lebih singkat sekarang :)*

IMPIAN
Aku bermimpi ingin menikah dengan lelaki yang tidak perlu
punya uang banyak, tapi yang bisa menjaga aku. Kami bisa mengobrol akrab.
Membicarakan banyak hal. Kami akan punya empat anak. Aku ingin punya banyak
anak perempuan. Aku suka anak- anak perempuan.” Dia
tersenyum. “Hal
yang terpenting adalah, dia menyukai aku, dan anak – anakku menyukai aku.
Itulah impianku, Josie.”

“Apakah lelaki dalam impian mama itu Michael Andretti?”

Mama mengangguk.

“Betapa sederhananya impian itu.”

“Justru impian yang paling sederhana biasanya paling sulit
terwujud.
(Josie's mom, Looking for Alibrandi)
*Ralat sedikit, tiga anak saja kalau saya, dan...No More Explanation ;D*

GREAT REMINDER
Anak-anak kita sudah ditakdirkan dan dibekali keunikan masing-masing oleh Sang Pencipta, Allah SWT. Kita tidak perlu mati-matian membuat anak kita menjadi bintang kelas bila kemampuannya justru menjadi bintang panggung atau bintang lapangan. Beri kesempatan mereka untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Mereka memiliki hak untuk menjadi ‘juara’ dengan pilihannya sendiri.

Diakui dan diterima sebagai orangtua bijak di hadapan anak-anak, tentu menjadi salah satu dambaan banyak orang tua. Namun yang sering terjadi, kita jutru menjadi salah satu dari orangtua ekstrem: menjadi orangtua otoriter atau orangtua permisif. Otoritas dan kendali ada sepenuhnya di tangan kita, atau kita serahkan sepenuhnya pada anak. Padahal menjadi orang tua otoritatif (mengedepankan kebiasaan dialog) memiliki peluang lebih besar untuk menjadikan anak-anak kita lebih percaya diri, kooperatif, dan mandiri.
(Dwiyono Iriyanto, Membangun Keluarga Cerdas Dunia Akhirat)



DOA
Ya Rabb,Engkaulah alasan semua kehidupan ini. Engkaulah penjelasan atas semua kehidupan ini. Perasaan itu datang dari-Mu. Semua perasaan itu juga akan kembali kepada-Mu. Kami hanya menerima titipan. Dan semua itu sungguh ada karena-Mu..

Katakanlah wahai semua pencinta di dunia. Katakanlah ikrar cinta itu hanya karena-Nya. Katakanlah semua kerinduan itu hanya karena Allah. Katakanlah semua getar rasa itu hanya karena Allah. Dan semoga Allah yang maha mencinta, yang menciptakan dunia dengan kasih sayang mengajarkan kita tentang cinta sejati

Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan hakikatnya
Semoga Allah sungguh memberikan kesempatan kepada kita untuk memandang wajah-Nya. Wajah yang akan membuat semua cinta di dunia layu bagai kecambah yang tak pernah tumbuh. Layu bagai api yang tak pernah panas membakar. Layu bagai sebongkah es yang tidak membeku.
(Tere Liye, Hafalan Salat Delisa)

Dari tahun ke tahun, rasanya saya semakin berbeda. Segala pembelajaran hidup yang saya alami semoga mampu saya camkan baik-baik agar di masa depan saya mampu bersikap lebih bijak. Dan segala kisah indah, semoga dapat selalu saya genggam dalam ingatan agar menjadi lentera ketika hidup saya beranjak gelap.
Terima kasih semuanya :)
"Always see the bright side"

Note: Gambar dari sini dan dari sini

5 komentar:

  1. selamat berulang tahun yach... moga tambah rejekinya, Amin....

    btw, ini ultah yg ke 23 atau ke 32 sich? :D hehehe

    BalasHapus
  2. terima kasih mas, amiiinnn :)

    huwah, apa saya salah hitung yak;
    masak 32 sih?! awet muda dunk saya ;D

    BalasHapus
  3. ayo dunk Bu... update lagi blognya!!!
    semangaaaaaat... :D

    BalasHapus
  4. Afwan, baru sibuk sekali ini, hiks
    baru sempat BW aja;
    semoga akhir minggu ini bisa ada new post, amiin :)

    BalasHapus
  5. sudah saya komentari mas,
    bagus kok, semoga menang ya :)

    BalasHapus

Powered By Blogger